“Welcome to Sukorejo.” Apa kalian sudah melihat video dokumenter ini? Pasti sudahlah ya. Video ini menggambarkan suasana BAJA (Balik Jama'ah) yang sempat viral di media sosial beberapa saat yang lalu. Suasana pondok sudah terngiang-ngiang di benak santri ketika kata “balik” bertengger di pelupuk mata. Kalau hati jangan ditanya lagi, antara ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata serta rasa yang tak mungkin terejawantahkan melalui sikap. Tapi gapura kebanggaan pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah sudah siap menyambut para santri. Jika kemarin-kemarinnya kita hanya menonton videonya, sekarang hal itu sudah bertransformasi menjadi realita kehidupan. Pijakan kaki pertama sudah dilalui di bumi seribu berkah yang akan menghadirkan sejuta kisah di dalamnya.
Kondisi kehidupan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun
kemarin. Masih dalam momen pandemi covid-19. Meski demikian santri sangat
antusias untuk kembali ke pondok tepat waktu. “Mondhuk Entar Ngabdhih Ben
Ngajih”. Sebuah pesan dari murobbi yang harus kita jadikan niat
utama ketika di pondok. Masa lalu yang selalu menghantui para santri ketika
berada di rumah terkadang mengajak nafsu untuk bersedih, dan sering kali hal
itu mengundang rasa tidak kerasan. Entah apa yang membuat mereka tidak
kerasan. Mungkinkah mereka rindu dengan chattingan atau rindu dengan
orang tua. Atau rindu dengan si dia, tapi dia siapa?
Oleh karena itu, jangan sampai niat awal kita balik ke pondok
menyimpang hanya karena satu ujian itu. Sadarlah, pada saatnya, kita akan memetik
buah dari perjuangan selama berada di pondok. Jangan sampai lantaran tidak
kerasan, malah mencari cara untuk kabur dari pondok. Astaghfirullah…. Adegan
tidak untuk ditiru!
“Perjuangan itu butuh pengorbanan. Kalau tidak mau
berkorban, jangan berjuang!”
Kurang lebih seperti itu kalam K.H.R. As'ad Syamsul Arifin
yang harus kita tanamkan dengan mental kokoh. Seperti yang dicontohkan murabbi
kita dalam mempertahankan keutuhan negara dari berbagai agresi militer
kolonial. Tugas kita saat ini ialah meneladani perjuangan beliau, karena
kitalah yang akan melanjutkan itu semua. Salah satunya ialah ikut serta dalam
menjaga nama baik pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah dengan berakhlakul
karimah pada siapa saja serta tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri
sendiri dan orang lain.
Sebagai santri, kita tidak boleh minder meski berpenampilan
sederhana saat bertemu dengan teman sebaya yang sekolah atau kuliah di luar dan
memiliki penampilan modis (fashionable). Namun kemampuan berpikir kita
harus mampu bersaing atau bahkan melebihi mereka yang memiliki kebebasan penuh.
Kalian juga layak bahagia kawan, tapi tidak untuk sekarang. Hal yang harus kita
jalani dengan sungguh-sungguh saat ini adalah mengabdi dengan tulus dan ikhlas,
serta mengaji dengan giat dan istikamah. Jangan sampai tugas mulia kita di
pondok hanya digunakan untuk bersenang-senang, terlebih lagi melanggar. Ingat! Kalian
sedang mengemban amanah penting yang tidak semua orang bisa menjalaninya.
Mereka enggak bakal kuat, biar kita saja!
Eh, maaf hampir lupa, dear sahabat-sahabatku santri
baru yang datang dengan semangat membara, tapi terkadang rasa tidak kerasan
membabi buta, kami ucapkan selamat datang di pondok pesantren Salafiyah
Syafi'iyah. Baik yang dari desa, kota, juga yang berasal dari negara tetangga.
Hari ini, kalian pasti merasakan sesuatu yang berbeda, hidup jauh dari orang
tua, dan rela meninggalkan berbagai kenyamanan yang ada di rumah. Tapi kalian
tidak sendiri kawan, kita semua sama, ingat pesan ayah dan bunda sebelum
mengantarmu mondok dengan riuh tangis bahagia. Bersyukurlah karena kita
ditakdirkan menjadi santri di tengah perkembangan zaman yang makin edan, di mana
generasi mudanya sudah makin kolot moral dan akhlaknya karena digerus arus
globalisasi.
Oleh karena itu kita dimondokkan dengan harapan bisa
menjadi insan yang lebih baik dengan tempaan keilmuan dan budi pekerti. Sungguh
beruntung bukan? Kesimpulannya, kalian tidak perlu khawatir akan itu semua,
yang paling penting, kalian harus jalani kehidupan dengan baik. Tidak perlu
mendengarkan perkataan orang yang tidak suka dengan kalian. Selama itu benar,
teruskan saja. Selamat kembali ke pondok dan selamat datang untuk santri baru.
Kobarkan semangat kalian demi tercapainya cita-cita yang sehaluan dengan agama
dan bangsa.
Rahul N Dul, redaktur pelaksana buletin Al-khidmah
0 Komentar: