Minggu, 16 Mei 2021

Motivasi Untuk Para Korban Bucinisasi

Masa remaja pasti kenal betul dengan sesuatu yang biasa kita sebut dengan cinta. Entah itu cinta kepada Allah, baginda rasulullah, ataupun makhluk Tuhan yang bernama insanullah. Namun pada kesempatan ini, kita akan membahas mengenai cinta sesama makhluk-Nya, antara kaum adam dan hawa.

99% kaum muda pastti pernah merasakan gejolak cinta. Hanya cara mereka mengekspresikannya saja yang berbeda-beda. Ada yang mengungkapkannya secara empat mata, hingga ada pula yang memendam rasa karena tak berani mengungkapkannya. Kalian tim yang mana, nih?

Sebut saja teman saya yang tengah dimabuk cinta. Dia adalah seorang stalker andal yang rela menghabiskan kuota hanya demi melihat foto orang yang dia suka. Namun dia tidak langsung menyatakanmya, bukan karena tak mampu mengungkapkan rasa, akan tetapi karena beda agama.

Begitulah cinta, kalau sudah nyaman dan suka, agama pun tidak dipandangnya. Lain halnya dengan saudara saya yang tidak perlu disebutkan namanya. Dia suka kepada satu wanita, yang ia temukan di sosial media seperti Facebook dan WA. Setelah berteman cukup lama, dia tidak menyadari bahwa wanita yang ia suka, ternyata tidak memiliki rasa yang sama. Sehingga saat ia telah mengetahuinya, dia pun mulai gegana (gelisah galau merana) dan meratapi nasibnya.

Seperti itulah sedikit cerita dari teman-teman dan saudara. Kalau cerita saya tidak perlu ditanya, kalian semua pasti tau jawabannya. Hehe~

"Sudahi galaumu, mari mencari solusi bersamaku". Mungkin itu adalah jargon yang tepat untuk kalian. Agar bisa melakukan perubahan yang signifikan, meskipun perjuangan kalian telah disia-siakan. Sebab banyak rahasia Tuhan yang tidak kita ketahui, yang dapat memberikan suatu kebaikan.

Ketika perjuangan kalian diabaikan. Itu seharusnya kalian jadikan sebagai motivasi, untuk berbenah diri bukan malah frustasi karena sakit hati. Guruku pernah berkata bahwa, "Tidak perlu mencari, cukup memantaskan diri". Dari perkataan beliau, saya pun mulai menjadikan suatu patokan, apabila jodoh itu tidak perlu dicari, cukup memantaskan diri dengan belajar sehingga meraih banyak prestasi.

Perjuangan yang disia-siakan memanglah sangat menyakitkan, namun kita harus sadar, bahwa kita tetap harus melihat ke depan. Jangan hanya karena masalah percintaan, membuat kalian lupa dengan segala impian dan harapan. Cukup dengan prestasi yang kita dapatkan, mereka pasti akan menyesal karena telah menyia-nyiakan.

Belajar lebih dulu yang rajin dan tekun, sebab jodoh itu seperti cermin. Sesuai dengan yang diterangkan dalam surah An-nur ayat 26, yang artinya, "Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula, wanita yang baik untuk lelaki yang baik, dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik".

Dari ayat di atas sudah pasti kita akan berjodoh dengan seseorang yang sesuai dengan diri kita, sebab jodoh itu cerminan hidup kita. Jika memang orang tersebut adalah jodoh kita, tentu dia akan kembali dan memilih bersama hingga nanti. Oleh karena itu, pantaskanlah diri dan jangan sibuk mencari, karena jodoh sudah ada yang mengurusi.


Randi Abdel Azizi, reporter buletin Al-khidmah 

Gambar oleh Dimitris Christou dari Pixabay

2 komentar: