Laila dan Qodar
Di sana…
Aku selalu bertamu Laila
Tak pernah alpa
Walau sekedip mata
Tapi sayang…
Ada yang kurang
Tak lengkap
Seperti apa yang terbayang
Nah…!
Si Qodar
Bocah rumah sebelah.
Itu loh…
Yang katanya pingin masuk surga
Tak pernah aku melihatnya
Laila sering cerita
Kalau dia suka padanya
Penasaran aku dibuatnya
"Eh, kau punya mulut di mana?" Ucap Ramdhan tiba-tiba.
"Maaf. Apa gerangan salah saya?" Sangkalku terbata.
Tiga menit kami bicara
Terungkap rahasia
Bahwa Laila dan Qodar sudah lama menikah
Ah, terlambat sudah
Menitip Salam pada Neptunus
Debur ombak itu…
Menghantam karang berbatu
Bersahabat dengan deru angin
Menari bersama janur, rumput, juga bulu babi
Ah, ada teripang
Teringat akan hal-hal tegang
Namun bukan itu yang dipesan
Di kedalaman samudera
Pemilik trisula
Dia selalu mengirimkan pesan padanya
Ah, lucu sekali dia
Fantasinya di luar kebiasaan manusia
Melipat kertas, semangat tak malas
Perahu demi perahu…
Ia larung menuju tempat berlabuh
Melewati anak sungai, rimbun danau, sejuk parit
Hingga sampai ke teduhnya muara
Neptunus, sampaikan salam
Untuknya yang berbicara dari atas sepeda
Aku masih ada urusan!
Abdul Adim, pimpinan redaksi buletin Al-khidmah 2018-2020
Gambar oleh chiplanay dari Pixabay
0 Komentar: